Warisan Pendidikan Nusantara atau jejak sejarah pendidikan di Indonesia merupakan bagian yang tak terpisahkan dari perkembangan bangsa ini. Pendidikan telah menjadi pondasi utama dalam membangun karakter dan kecerdasan masyarakat Indonesia.
Menurut Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim, Warisan Pendidikan Nusantara adalah warisan yang harus dijaga dan dilestarikan. “Pendidikan adalah kunci untuk menggapai masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, kita harus memahami dan menghargai sejarah pendidikan di Indonesia,” ujarnya.
Sejarah pendidikan di Indonesia telah dimulai sejak zaman kerajaan-kerajaan Nusantara. Pendidikan pada masa itu lebih bersifat informal, di mana pengetahuan dan nilai-nilai diajarkan melalui tradisi lisan dan praktik kehidupan sehari-hari.
Dalam bukunya yang berjudul “Sejarah Pendidikan Indonesia”, Prof. Dr. Ki Hajar Dewantara menyebutkan bahwa pendidikan formal di Indonesia dimulai pada abad ke-19 dengan didirikannya sekolah-sekolah oleh pemerintah kolonial Belanda. Hal ini menjadi titik awal bagi perkembangan pendidikan di Tanah Air.
Warisan Pendidikan Nusantara juga mencakup nilai-nilai luhur dan kearifan lokal yang telah turun-temurun diwariskan dari generasi ke generasi. Menurut Prof. Dr. Azyumardi Azra, sejarah pendidikan di Indonesia tidak lepas dari pengaruh agama dan budaya lokal. “Pendidikan di Indonesia harus mampu mengakomodasi keberagaman budaya dan agama yang ada di tanah air kita,” kata beliau.
Dengan memahami dan menghargai Warisan Pendidikan Nusantara, diharapkan bangsa Indonesia dapat terus maju dan berkembang menuju masa depan yang lebih cerah. Pendidikan adalah investasi jangka panjang yang akan membawa manfaat bagi generasi yang akan datang. Semangat untuk melestarikan warisan pendidikan Nusantara harus terus ditanamkan dalam setiap lapisan masyarakat Indonesia.